Tearmoon Empire Story I - Bab 76

Sesuaikan besar teks:
Tearmoon Empire Story (WN)
Hikayat Kedirajaan Tearmoon
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
 
Penulis: Mochitsuki Nozomu



76 - Mia yang marah di dalam Kereta Kuda


Di Kedirajaan Tearmoon, terdapat sekelompok ksatria eksklusif yang disebut “Pasukan Pengawal Tuan Putri”. Mereka dibentuk atas permintaan Ludwig untuk menanggapi keinginan mendadak Putri Mia kapan saja. Dilindungi oleh para ksatria setia ini, kereta kuda yang membawa Mia menuju ke wilayah Viscount Berman.


"Sungguh… Alangkah… Belumlah setengah jam sejak diriku memberikan instruksi, dan kita sudah berada di perjalanan. Sangat mengesankan, Ludwig."

"Tidak sama sekali, Tuan Putri. Saya belajar dari pengalaman di masa lalu, terutama dari kunjungan anda ke daerah kumuh tempo hari."


Wajah Ludwig tampak tegang, tapi suasana hatinya tidak sedang buruk. Ludwig memiliki tingkat keyakinan tertentu bahwa tindakan Mia pada dasarnya terbebas dari kesalahan dan didasarkan pada kebijaksanaan dan kebajikan.

Sebagai pegawai sipil berbakat, Ludwig memahami dengan baik masalah yang terjadi di wilayah Viscount Berman. Jadi, ketika Viscount datang mengunjungi Mia, dia mengharapkan sesuatu terjadi dan mempersiapkan segala sesuatu sebelumnya.


-Kali ini aku mendapat beberapa informasi, jadi aku berhasil mempersiapkan segala sesuatu terlebih dahulu. Tapi, jika memungkinkan, akan lebih baik jika Yang Mulia juga menyampaikan niatannya terlebih dahulu… Tidak, adalah tugasku sebagai bawahan beliau untuk dapat secara akurat menafsirkan niat dari Yang Mulia.


Ludwig memperhatikan bahwa terkadang logika Mia mengambil lompatan besar sehingga dia kesulitan mengikutinya. Kecepatan berpikirnya selalu membuat orang lain tidak bisa mengikutinya. Dia selalu memikirkan satu atau dua langkah di depan yang lain. Dan untuk berpikir bahwa dia masih muda…

Dia pasti akan tumbuh menjadi penguasa yang paling bijaksana. Harapan dan kesetiaan Ludwig semakin tidak terkendali.


"Kalau begitu, Ludwig, bisakah engkau memberitahu diriku ini mengenai Viscount Berman dan wilayah yang diperintah olehnya?”


Ucap Mia sambil tersenyum.


-Hmmm… Ini Yang Mulia Tuan Putri… Pastinya, beliau sudah tahu tentang apa yang terjadi di wilayah Viscount Berman. Namun beliau masih bertanya padaku…


Mia tersenyuman polos padanya. Itu adalah senyuman dengan kepolosan seperti anak kecil. Dan seseorang dapat dimaafkan jika berpikir bahwa itu tidak lebih dari itu. Tapi Ludwig tahu bahwa di balik senyuman polos itu terdapat otak tajam yang berfungsi penuh yang tidak dapat dia pahami.

Ludwig mencoba membaca niatan Mia menanyakan pertanyaan yang begitu jelas apa jawabannya agar bisa bertindak sejalan. Namun kenyataannya yang menyedihkan adalah dia tidak dapat memahami setengah dari apa yang dipikirkan oleh Mia.

-Mungkin beliau menginginkan ringkasan sehingga dapat memeriksa keakuratan informasi yang beliau miliki dengan informasi dariku. Atau mungkin beliau ingin aku membicarakannya sehingga beliau bisa memikirkan solusinya secara lebih rinci.


“Kalau begitu izinkan saya menjelaskannya. Viscount Berman sekarang…”








Saat mendengarkan cerita Ludwig, Mia merasakan keringat dingin keluar dari punggungnya.


"Itulah informasi-informasi yang saya miliki…"


Setelah mendengarkan semua penjelasan Ludwig, Mia,


-Ah! Itu hampir saja sialan!


Tanpa sadar, Mia menggumamkan kata yang tidak pantas di dalam hatinya. Namun, reaksinya tidaklah tidak masuk akal. Apa yang dijabarkan Ludwig adalah sesuatu yang akan membawanya lebih dekat ke pemancungan. Ludwig menjelaskan bahwa Viscount Berman berencana untuk membuka sebagian lahan dari Hutan Sealence; melenyapkan etnis minoritas suku Lulu demi tujuannya itu. Dan dia berencana melakukan ini semua dengan persetujuan jelas dari Putri Mia. Suku Lulu kebetulan tinggal di samping wilayah Count Rudolvon, di seberang hutan.

Mia membaca bagian-bagian di buku hariannya berkali-kali, dan berulang-ulang. Namun, dia tidak dapat mengingat kejadian seperti itu terjadi. Untuk berpikir kejadian ini terjadi dan dia tidak tahu apa pun tentang hal itu.


-Jadi begitu. Jika hal ini adalah kebenaran, mungkin ini adalah alasan mengapa hubungan antara diriku dengan Tiona menjadi buruk.


Terlepas dari garis waktu sebelumnya dimana dia tidak pernah berteman dengan Tiona. Menurut buku harian yang meramalkan garis waktu saat ini, hubungannya dengan Tiona akan terputus. Mia selalu bertanya-tanya apa penyebabnya. Bagaimanapun, tidak ada tanda-tanda tentang itu selama mereka bersekolah.


-Misteri itu akhirnya terpecahkan! Viscount Berman, ini semua salahmu!


Kemarahan bergejolak dari dalam diri Mia. Ludwig memperhatikan hal ini dan mulai memuji Mia atas kemarahannya yang wajar. Ludwig berasumsi bahwa Mia marah karena ketidakadilan yang dilakukan oleh seorang bangsawan. Namun, dia tidak tahu kalau Mia hanya marah karena Viscount Berman yang menyebabkan dia semakin dekat dengan pemancungan.


"Itu adalah semua yang saya tahu. Pada tahap ini, saya yakin kesalahan terletak pada Viscount Berman…"


Ludwig memotong kata-katanya tanpa menyelesaikan kalimatnya. Mengetahui apa masalahnya adalah satu hal. Menemukan solusi untuk suatu masalah adalah hal lain. Faktanya, menemukan solusinya adalah awal mula dari kesulitan. Apa yang coba dilakukan Viscount Berman lebih merupakan zona abu-abu dibanding kesalahan.

Menebang hutan untuk mendapatkan lebih banyak lahan tidak selalu berarti buruk. Selama itu berada di wilayahnya, maka tidak ada yang bisa mengeluh.

Garis perbatasan dengan wilayah Count Rudolvon ambigu, sehingga sulit untuk mengatakan di mana letak pasti perbatasannya. Satu-satunya suara yang menentang adalah suku minoritas Lulu, dan sudah pasti Pemerintah pusat akan mendukung Viscount Berman melawan mereka. Faktanya, mereka telah mengirimkan pasukan untuk melakukan hal ini. Selain itu, kekuatan militer ini merupakan masalah lain. Karena mereka sudah diberangkatkan, mereka tidak bisa ditarik mundur begitu saja tanpa alasan, tanpa mencapai tujuan mereka yaitu memulihkan perdamaian.

Ludwig tidak dapat memikirkan cara untuk menyelesaikan semua masalah ini. Dan sebagainya…


"Jadi, Tuan Putri, apa yang akan anda lakukan?"

"Apa maksud engkau itu, apa yang akan diriku lakukan? Tentu saja diriku telah memutuskannya. Diriku akan memberi mereka pelajaran!"


Ucap Mia dengan murka.
DAME DESU YOOO~
SORE WA HARAM DESU!!!

Terima Kasih Telah Singgah!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Pertimbangkan pula untuk mendukung
Bab Sebelumnya
Daftar Isi
Bab Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar