Tearmoon Empire Story (WN)
Arc 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/30
29 - Rapat kebijaksanaan dan strategi cinta
"Saya pikir alasan menjatuhkan barang itu bagus, bukankah anda berpikir begitu?"
"........Eh?"
Pada perkataan Anne yang tiba-tiba, Mia mengerdipkan matanya.
Anak ini, apa yang sebenarnya dia katakan? Mia memiringkan kepalanya, sedangkan Anne, dia melanjutkan dengan wajah seolah-olah itu adalah menunjukkan kebenaran dari dunia.
"Bukankah itu bagus, Tuan Putri. Diperlukan alasan yang alami bagi orang-orang untuk bisa saling mengenal."
"Ee~, Kalau itu diriku juga mengetahuinya."
Tentu saja, sulit untuk berbicara dengan seseorang yang sama sekali tidak dikenal. Itu memerlukan cukup keberanian.
Dapat dipastikan, bagi Mia yang seorang pengecut, bahwa itu adalah tugas yang sulit.
Selain itu, ketika datang ke mengundang seseorang untuk menari, ada keadaan yang menyulitkan. Itu, itu adalah kebiasaan bahwa pihak pria-lah yang mengundang seseorang untuk diajak menari.
Dalam lingkaran sosial bangsawan, adalah suatu kewajaran bahwa si gadis adalah pihak yang diundang, sementara si pria adalah pihak yang mengundang.
Jika seorang gadis adalah pihak yang mengundang, maka rumor buruk akan dirinya yang tidak tahu malu akan beredar.
Oleh karena itu, agar Mia menjadi pihak yang diundang dalam pesta, dia harus terlebih dahulu mengambil langkah-langkah untuk menciptakan situasi pertemuan yang sealami mungkin, untuk membuat pihak lain nyaman, dan untuk membuatnya lebih mudah untuk berbicara.
Tentu saja dimungkinkan untuk orang asing untuk memintanya menjadi pasangan dansanya.
Namun sampai hari itu, tidak ada seorang siswa laki-lakipun yang mengundangnya. Mungkin itu karena statusnya sebagai seorang Tuan Putri Kekaisaran terlalu berat untuk memanggilnya dengan benar.
Sejak awal itu adalah cerita baru bahwa Mia telah berubah dan kini mulai disebut Gadis Suci atau Sang Bijak. Berita itu tidak diketahui oleh negara-negara tetangga kecuali mereka memiliki jaringan informasi yang solid.
Sebelumny, dia hanyalah seorang gadis yang sombong yang menyalah gunakan kekuasaanya dengan bebas, jadi tidak ada yang sudi dan mau berbicara dengan sosok orang yang merepotkan seperti itu.
Karenanya, di waktu yang tersisa, Mia menyeru "Aku tidak takut sama sekali".
.....Itu hal yang cukup sulit.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read on my site)"~
"Disinilah, strategi menjatuhkan barang itu. Lakukan gerakan alami untuk menjatuhkan barang didepan seseorang yang anda ingin dekati. Jika seperti itu, kira-kira apa yang akan dilakukannya?"
"Diriku mengerti, jika diriku menjatuhkan sesuatu didepannya, maka dia harusnya mengambilnya."
"Benar, Kemudian berterima kasih padanya lalu dengan santai berbincang-bincang sambil tak lupa sambil menyinggung tentang janji pesta dansa. Jika dia tampaknya masih belum memiliki janji...."
"Buat percakapan lalu arahkan percakapan agar dia mengundang diriku sealami mungkin. Sungguh strategi yang bagus."
Mia terkesan dengan perencanaan yang masuk akal itu.
Tidak pernah terbayangkan olehnya, bahwa Anne memiliki kekuatan untuk merencanakan operasi yang begitu terperinci. Dalam pandangan Mia, Anne tampak seperti sosok yang perwira militer paling handal yang mengambil komando penuh dari seluruh tentara Kekaisaran.
"Namun jika pihak lain tidak sensitif, ada juga cara bagi Putri Mia untuk mengundangnya dengan kedok sebagai ucapan terima kasih...."
Tentunya, itu adalah suatu hal tabu untuk pihak gadis menjadi pihak yang mengundang. Namun, jika itu adalah sebagai ucapan terima kasih, itu tidak akan dihitung sebagai tindakan yang tercela.
Seperti memberi hadiah tanpa alasan, meski itu adalah tindakan murah untuk mendapatkan minat orang lain, tapi jika itu adalah tindakan untuk berterima kasih, seseorang akan dilabeli pelit jika tidak melakukannya.
"Selain itu, tergantung dari apa yang anda jatuhkan, Putri Mia dapat memikatnya dengan selera dan kegadisan anda. Rekomendasi yang bagus untuk itu adalah sapu tangan."
"Itu sungguh luar biasa. Anne...."
Mia memperhatikannya dengan seksama lalu bertepuk tangan.
Dia menyukai strategi yang disarankan Anne, semakin dia mendengar lebih jauh, semakin dia memahami kesempurnaan operasi menjatuhkan barang itu.
Mia bahkan tidak sadar kalau operasi itu adalah situasi yang muncul dalam kisah yang ditulis oleh adik perempuan Anne.
Bagaimanapun, itu masuk akal.
Lagipula, Acuan cerita yang menjadi saran Anne adalah cerita yang belum Mia baca, itu adalah cerita yang ditulis ketika Elise mulai menulis. Untuk alasan itu, situasi itu adalah situasi yang dimana mimpi dan delusi gadis itu menjadi termanifestasikan.....
Terlebih, baik Mia maupun Anne tidak menyadari.
Bagi kedua pemula dalam romansa itu, tidak mungkin untuk membedakan antara kisah dalam cerita dengan kenyataan.
"Nah, sekarang, Mari kita lakukan."
Mengatakan itu dengan tenang, Mia bersiap untuk operasi menjatuhkan sapu tangan itu.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
0 Komentar
Berkomentarlah seperti manusia yang beradab!