Tearmoon Empire Story (WN)
Arc 1 - Tuan Putri Yang Terpancung
Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/37
36 - Haruskah kita menari?
Malam menjadi seakan dalam dunia dongeng ketika Mia Luna Tearmoon melangkahkan kaki di lantai dansa didepan para siswa-siswi.
Namun pada awalnya, ada sedikit ketidaknyamanan.
Mia menarik semua perhatian khalayak, namun tarian yang ia tampilkan itu biasa-biasa saja.
".........Apa-apaan itu...... meskipun dia menonjol, tapi tariannya tidaklah terlalu bagus."
".......Bagaimanapun, meski ia adalah Tuan Putri dari negara besar, ia masihlah anak-anak, jadi kurasa hal itu tidaklah dapat dihindari."
Campuran bisikan-bisikan kecemburuan dan ejekan terucap di berbagai sudut di aula dansa.
Bagaimanapun juga, mereke telah melalui berbagai kesulitan untuk berdandan dan mengenakan busana, akan tetapi kesemua usaha mereka sepenuhnya tertelan oleh penampilan Mia. Mengesampingkan para siswi di angkatan yang sama dengan Mia, para kakak kelas pun merasa tidak senang jua.
Tidak mungkin untuk merekan mengatakannya secara langsung, tapi setidaknya mereka ingin mengucapkan sesuatu sarkas dibelakangnya.
Namun, Mia sendiri hanya menghela nafas segar, dan.....
"Itu benar, Pangeran Abel. Itu adalah pilihan langkah yang bagus."
Mia menuntun Abel dengan cara penuh kesopanan dan kepatutan. Ia tidak membiarkan siapapun disekitar untuk menyadari hal ini, dan dalam tampak sekilas, ia membuat seolah membiarkan Pangeran Abel yang menuntunnya.
Ia dengan brilian membuat pasangan dansanya menari dengan penuh semangat dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
Suatu tarian hiburan yang menakjubkan. Seorang gadis yang dapat melakukannya itu berbeda.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Sementara itu.
――Itu adalah......
Hanya seorang, yaitu Abel, yang menyadari tentang Mia.
――Mungkinkah, Putri Mia sedang, menyesuaikan levelnya denganku?
Dan pada saat yang sama, ia menyadari reaksi orang-orang disekitarnya.
Pandangan kasar para khalayak membanjiri dan tertuju pada Mia. Mata mereka menampilkan cemoohan karena kemunculannya yang sebelumnya seolah bintang pesta kini telah jatuh manjadi bahan ejekan.
Abel merasa bersalah dan malu pada dirinya sendiri karena ia adalah penyebab dari semua ini.
――Bagaimana bisa, untuknya yang telah mengatakan bahwa ia mempercayaiku, namun aku mempermalukan dirinya?
Namun, Mia hanya terus menari dengan wajah yang acuh tak acuh.
Mia mungkin hanya mencoba membuat dirinya tidak khawatir dan merasa baik, dan ia mencoba bersikap acuh tak acuh. Namun itu tak tertahankan bagi Abel.
Pada saat itu, Abel menatap sekeliling dan menangkap satu sosok. Satu-satunya orang yang ditempat itu yang mampu seimbang dengan Mia.....
Shion Saul Sankland.
Dia sedang dikelilingi oleh banyak gadis, sedang berbincang dengan mereka.
Seketika lagu dansa berakhir, Abel membawa Mia dan menuju Shion.
"Pangeran Abel? Akan kemana kita pergi?"
Dia langsung mendatangi Shion tanpa menjawab pertanyaan Mia. Lalu,
"Pangeran Shion, saya punya permintaan."
"Kiranya apa itu?"
Begitu tiba-tiba, Shion tampak agak terkejut.
"Saya merasa sedikit lelah. Jadi, saya perlu istirahat sebentar, jadi pada saat itu, apakah anda keberatan untuk menemani Tuan Putri Mia?"
"Pangeran Abel!?"
Mia menaikkan suara dengan penuh keterkejutan. Namun terlepas dari itu semua, Abel tidak menanggapi dan tetap memandangi Shion.
Shion terdiam untuk sesaat, lalu,
"Begitu, Saya tentu ingin memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Putri Mia. Ini suatu kesempatan yang bagus, jadi sudikan anda menemani saya untuk satu putaran lagu?"
"Ap!?"
Seketika, Mia menatap Abel.
"Saya akan pergi mengambil minuman, saya merasa sedikit penat juga."
Selama beberapa saat, Mia hanya terdiam.
".....Maka itu tak apa, hanya untuk satu putaran lagu."
Tanggap Mia menanggapi sambil tersenyum manis pada Shion.
Sesaat...... Abel merasakan dadanya sakit.
Senyuman itu, senyum yang begitu manis itu yang ia tujukan kepada dirinya, kini ditujukan pada orang lain selain dirinya.
Dia merasa menyesal, malu pada dirinya sendiri, dan cemburu..... berbagai emosi berkecamuk mengacaukannya, dan ia merasa ingin berteriak disitu dan saat itu juga.
――Itu karena ketidak berdayaanku....
Untuk pertama kalinya sejak ia bertemu Shion, lahir keinginan dalam benak ABel.
Ia tidak ingin kalah.
Sebelumnya, ia selalu berpikir bahwa ia tidak akan pernah bisa menang tidak peduli seberapa kerasnya ia berusaha....
Namun, ia tidak ingin kalah, ia tidak ingin menyerah.
Hasrat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya sejak ia dilahirkan, kini membakar dirinya.
"......Lain kali, pasti..... tidak akan pernah terulang lagi."
Menggigit bibirnya, Abel berbalik.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Pada saat yang sama, saat Mia tersenyum pada Shion, apa yang ia pikirkan adalah...
――Ini adalah suatu kesempatan yang bagus, maka diriku akan membuatnya kewalahan dengan brilian. Dan itu akan lebih bagus bilamana diriku bisa mempermalukannya sedepan khalayak!
Jujur, dia tidaklah menginginkan untuk berdansa dengan Shion ataupun semacamnya, namun jika ia harus melakukannya, maka ia harus memanfaatkan kesempatan untuk mempermalukannya itu dengan sebaik-baiknya.
Mia harus menahan dirinya untuk tidak membiarkan pikiran berdurinya tampak di wajahnya.
Suatu senyuman dari hati yang gelap itu, sedemikian rupa ia tampakkan menjadi seolah senyuman yang lembut. Mata Abel tampak sayu, itu sangatlah disayangkan baginya.
Namun, sangat disayangkan, usaha Mia sudah dipastikan gagal.
Dia telah melupakan, bahwa.
Shion Saul Sankland.
Adalah seorang Pangeran yang sempurna dalam segala hal.
Tidak seperti Mia, yang hanya sempurna dalam keahlian menari, Shion adalah seorang yang dapat melakukan segalanya, itulah sosok Shion itu.
Tentunya, keahlian menarinya....
Dan, malam bak dalam dunia dongeng itu mencapai puncaknya.
~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~
[Akhir Bab]
Terima kasih telah membaca
Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.
Terima Kasih Telah Singgah!
😁👍
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung
0 Komentar
Berkomentarlah seperti manusia yang beradab!