Tearmoon Empire Story I - Bab 56

Sesuaikan besar teks:
Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung






Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/58






56 - Putri Mia, berdegup kencang!


Dua hari tersisa menuju Kejuaraan Berpedang. Mia datang menuju tempat Abel untuk menjelaskan situasi.
Abel baru saja akan menuju tepi danau untuk berlatih pedang, jadi mereka berdua memutuskan untuk berbicara sambil berjalan beriringan.

"Ah, begitu, kotak bekal buatan tangan ya....."

Umumnya kotak bekal diperoleh dari memesannya dari toko yang menanganinya, namun kotak bekal yang menjadi topik pembicaraan mereka berdua diramu sendiri oleh tangan-tangan amatir.
Akan tetapi Mia,

――Namun kurasa, hasil masakan dari diriku cukup lezat, benar bukan?

Jika Keithwood mendengar kalimat tersebut, maka ia akan terserang serangan jantung. Pastinya.
Mia sangat sadar bahwa ia tiada apa-apanya dibandingkan para profesional.
Jadi ia datang dengan niatan sebagai tindak pencegahan dini mengutarakan permintaan maafnya bahwa itu tidak berjalan dengan baik.

"Maafkan diriku Pangeran Abel. Seharusnya diriku memesannya dari restoran terbaik di dunia....."
"Tidak, itu tidak mengapa, saya tidak keberatan. Dan sebenarnya, saya merasa cukup senang tentang hal itu."
"Engkau, senang?"
"Benar, itu mengingatkan saya akan ibunda yang membuatkanku bekal dari waktu ke waktu."

Di Kerajaan Remno, meskipun berstatus bangsawan, kedudukan wanita tidaklah terlalu tinggi.
Pada dasarnya, perlakuan semacam itu bukanlah hal yang baik, namun sebaliknya, hal itu juga dapat memberikan manfaat. Sebagai contoh, seorang wanita bangsawan dapat bertingkah laku dan berkegiatan layaknya orang biasa.
Tidaklah jarang untuk menjumpai bahwa wanita bangsawan memasak untuk suami dan putra-putri mereka dibandingkan dengan negara lain.

"Tentunya, cita rasanya tidaklah dapat disandingkan dengan hasil para profesional, namun tetaplah menyenangkan untuk melihat Ibunda dan Ayunda berusaha keras meramu untuk menghidangkannya pada saya."

Kata Abel dengan nada lembut, Saya menantikannya. Menyaksikan reaksi yang tak terduga tersebut, Mia merasa bahwa tingkat kesulitan kotak bekal buatan tangannya telah meningkat satu tingkat.
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
――Diriku tidak pernah mengira bahwa Pangeran Abel terbiasa menyantap bekal buatan tangan... Diriku tidak dapat menyebutnya sebagai Bekal Buatan Tangan jika cita rasanya tidaklah lezat. Ini, bagaimanapun, memerlukan suatu hal yang lebih wah....

Begitu seterusnya......, dan ketika Mia tenggelam dalam pikirannya yang menuju pada arah yang salah,

"W-waaahhh......"

Sekejap, Mia melepaskan suara ketakjuban akan pemandangan yang ia saksikan dihadapannya.
Hamparan biru sejauh mata memandang. Permukaan danau yang jernih tampak berkilau dan berbinar memantulkan sinar sang surya.
Dengan ketiadaannya tanda-tanda orang lain di pesisir berpasir putih nan indah itu, hanya ada suara deburan ombak yang tenang.

"Diriku tidak tahu bahwasanya ternyata ada tempat yang indah nan elok di sini...."

Tempat ini adalah tempat yang belum pernah ia kunjungi di garis waktu sebelumnya.

"Begitukah. Saya senang anda menyukainya."

Kata Abel dengan lembut sambil mengulurkan tangannya.

"Mohon perhatikan langkah anda."

Sikapnya mengulurkan tangannya yang mengalir dalam kealamian itu membuat Mia merasakan degupan kencang di dadanya.

――Y-yah, itu adalah tindakan yang wajar dilakukan oleh pihak laki-laki!

Mia meraih tangannya.
Telapak tangannya lebih keras dari yang ia duga, dan Mia berdegup kancang lagi.

――Aah, diriku tidak pernah mengira akan ada hari dimana diriku mampu berjalan di tepi danau dan memandang pemandangan nan indah ini....

Ini adalah hal yang sama sekali tidak pernah terbayang olehnya yang terkurung di dalam dungeon.
Saat Mia menikmati akan kebahagiaan yang ia rasakan, Abel,

"Namun ini agak mengecewakan."

Abel bergumam. Dengan penasaran, Mia memiringkan kepalanya.

"Apakah itu kiranya?"
"Bukan apa-apa, hanya saja, saya tidak dapat memiliki bekal buatan Putri Mia untuk saya seorang..."
".....Eh?"

Abel tersenyum dengan senyuman nakal. Pernyataan yang begitu tiba-tiba tersebut membuat jantung Mia berdegup lebih kencang dari yang sebelumnya.

――A-ap-apa yang dibicarakan orang ini!? Begitu tiba-tibanya?
Ini adalah konten terjemahan yang diterjemahkan di pemudatunawisata.my.id, jadi pastikan membaca dari sini ya!
Situasi khayal yang telah Mia bayangkan dan khayalkan berulang kali ketika ia berada di dalam dungeon.
Mendatangi pantai bersama dengan seorang laki-laki terkasih....
Kemudian dilanjutkan dengan percakapan yang manis....
Dihempaskan ke dalam situasi semacam itu tanpa adanya persiapan apapun, Mia kini sedang di ambang kepanikan.

――Ha-harap tenanglah diriku. B-benar, tarik napas dalam-dalam!

Sekejap, wajah Mia memerah padam dan nafasnya mulai tidak beraturan. Menyaksikan hal ini, Abel menatap Mia dengan kekhawatiran.

"Hnn? Apakah anda merasa lelah?"
"Eh? Ah, y-ya, diriku rasa."

Abel menuntun Mia menuju suatu tempat di pesisir danau yang teduh di bawah naungan pohon, lalu ia melepas dan membentangkan jaketnya di atas pasir.

"Alangkah baiknya pabila anda duduk dan beristirahat sejenak. Mungkin hal ini akan membosankan, jadi bila anda telah pulih, anda boleh kembali terlebih dahulu."

Abel mendudukkan Mia disana lalu ia mulai berlatih.

"Nampaknya, engkau telah berusaha dengan sangat keras, bukan."

Telapak tangan Abel yang beberapa saat barusan Mia genggam, terasa begitu keras. Itu adalah bukti yang menunjukkan berapa lama dia telah mengayunkan pedangnya.

"Haha, saya belum pernah menggenggam pedang dengan sebegitu putus-asanya semacam ini sebelumnya. Namun, bagaimanapun jua, saya memiliki lawan yang sangat ingin saya kalahkan."

Setelah mengatakan kalimat itu, Abel tampak seolah telah menyadari sesuatu.

"Karena itu, ah benar. Perihal tentang kotak bekal, itu sungguh disayangkan, namun saya merasa sedikit lega."
"....Eh?"
"Bukan, berbicara tentang saya adalah satu-satunya yang mendapatkan kotak bekal buatan Putri Mia, mungkin ini bisa dibilang bahwa bekal anda membantu saya untuk memenangkan pertandingan melawan Pangeran Shion." (PTW/N: ini enggak begitu yaqueen ane...)

Sambil mengatakan itu, Abel tersenyum dengan senyuman cerah. Melihat wajah yang mengitu menyilaukan itu, Mia,

"...Hae?"

Yang dapat ia lakukan hanyalah mengeluarkan suara terkejut yang aneh dalam nafas yang tidak teratur.





~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~



[Akhir Bab]





Terima kasih telah membaca disini

Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.



Terima Kasih Telah Singgah!

😁👍



Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung



Pustaka bahasa indonesia sudah ditambah seri Fixed Damage
DAME DESU YOOO~
SORE WA HARAM DESU!!!

Terima Kasih Telah Singgah!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Pertimbangkan pula untuk mendukung
Bab Sebelumnya
Daftar Isi
Bab Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar