Tearmoon Empire Story I - Bab 61

Atur ukuran font:
Tearmoon Empire Story (WN)
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung






Src: https://ncode.syosetu.com/n8920ex/63






61 - Makan siang yang kacau balau, Keithwood pasti menangis jika mengetahuinya


Kemenangan beruntun Abel berlanjut. Dia memenangkan dua pertandingan berikutnya melawan kakak tingkat, dan dia kini dapat menikmati makan siang tanpa merasakan kekalahan.
Di salah satu sudut taman, permadani dihamparkan diatas rerumputan dibawah cuaca yang hangat dan cerah. Anne serta Chloe sedang menyiapkan hidangan.
Di sebelah mereka, Mia tersenyum pada Abel.

"Tadi sungguhlah menakjubkan! Pangeran Abel."

Abel tersenyum tersipu terhadap Mia, yang memujinya dengan perkataan yang penuh semangat.

"Tidak, ini berkat dukungan dari Putri Mia."
"Tidak sama sekali, itu adalah buah dari usaha yang telah dilakukan Pangeran Abel sendiri."

Mia tidak merasa buruk mengatakan kalimat semacam itu.
Bersenandung dalam suasana hati yang baik, Mia melanjutkan.

"Meski begitu, engkau benar-benar kuat, benar. Diriku sungguh tidak mengetahuinya,"

Hal itu sungguh sangat tidak terduga bagi Mia.

――Sungguh, diriku tidak menyangka dia untuk menjadi sekuat itu, Mungkin dengan ini dapat mempecundangi Pangeran Shion!

Mia tidaklah memiliki niatan untuk membalas dendam pada Shion maupun Tiona.
Alasannya adalah, tentunya karena itu terlalu berbahaya.
Dan lagi, jika ia melakukan kesalahan dan menimbulkan dendam, besar kemungkinan ia akan berakhir di tiang pemancungan.
Lebih baik menjaga jarak dari mereka dibandingkan mengambil resiko.
Namun, jika..... hal itu dapat mempecundangi orang itu tanpa sedikitpun resiko, maka diriku akan senang hati mendukung dirinya.
Tidak, sebaliknya, diriku lebih suka menjadi proaktif, sengan segenap hati dan tenaga! Diriku akan menyemangatinya.

"Jika kemenangan ini tetap berlanjut, maka kemenangan bukanlah mimpi belaka."
"Tidak......, bagaimanapun saya pikir ini akan sulit. Terlebih dengan adanya Pangeran Shion."
"Semua akan baik saja, Pangeran Abel. Dirimu akan menang, diriku sangat yakin akan hal itu."

Tegas Mia dengan penuh percaya diri sambil menghantamkan ringan kepalan tangannya di dadanya.

"Engkau adalah sorang yang tangguh. Jadi, kalahkan Pangeran Shion yang....."
"Nnn? Apakah ada sesuatu dengan saya? Putri Mia."
"!? Pangeran Shion?"

Dalam keterkejutan, Mia tersentak kaget.

――M-me, mengapa, orang-orang ini ada di tempat ini!?

Dibelakang Mia, berdirilah Shion, Keithwood, Tiona, serta Liora juga.
Bekal roti lapis Shion seharusnya dibawa oleh Tiona, dan juga mereka seharusnya makan siang di tempat lain di gedung akademi sekarang.
Mia mengalihkan pandangannya menuju Tiona dengan tatapan bertanya-tanya, dan entah mengapa Tiona menampakkan wajah seolah mengatakan, Saya berhasil melakukannya!
Dia mengangkat ibu jarinya dengan hati-hati sambil tersenyum manis.

"Putri Count Rudolfon menyarankan bahwa karena anda berada disini, mengapa kami tidak sekalian saja mengadakan santap makan siang bersama Putri Mia dan lainnya? Kiranya apakah kami mengganggu anda?"
"T-t, ti, tidak, ti-tidak masalah sama sekali......ohohoho."

Sambil memberi jawaban, Mia merasakan wajahnya tanpa sadar menegang.

――Meskipun di garis waktu sebelumnya, kaulah yang menolak undangan dari diriku ini, dengan begitu entengnya!

Benar, Pada garis waktu sebelumnya Mia terpaksa menghabiskan masa rehat Kejuaraan Berpedang dengan dirinya sendirian setelah Shion menolak undangan makan siangnya. Ia menghabiskan bekal yang telah ia siapkan sambil terisak dalam kesendirian....
Meski demikian, sikapnya ini....
Saat ia menatap Shion, yang sedang berbincang dengan Tiona dan Anne sambil mengenakan senyum lembut, bara amarah tersulut dalam relung hati Mia....

"Oh ini, ini roti lapis yang cukup menarik."

Bara itu segera padam oleh suara Abel.

"A-ah, engkau memperhatikan?"

Seketika, Mia menjadi malu-malu.
Ketika ia menyaksikan Abel mengambil sepotong roti lapis yang ia siapkan, ia tiba-tiba merasakan perasaan yang agak tidak nyaman.

――Pangeran Abel sedang menatap roti lapis yang diriku buat. Aah, ini membuat diriku gugup saat dirinya melihatnya dengan seksama.

Mia menelan ludah sambil memperhatikan reaksi dari Pangeran Abel. Ia menatap dengan seksama dan rona wajahnya menegang dalam kegugupan...

"Ah, ini, kuda, benar."

Abel tersenyum dan menggigit roti lapis itu.

"Hn, ini sungguhlah lezat. Roti lapis ini diramu dengan sangat baik."

Mendengar ucapan Abel itu, Mia tersenyum.

"Senang mendengar engkau menyukainya."

Pujian terhadap roti lapis buatannya membuat Mia merasa sangat bahagia.
Dengan secara alami ia melompat kegirangan.
Bagaimanapun jua, tidak perlu dikatakan lagi, roti lapis buatannya unik dengan bentuknya yang seperti kuda.
Jadi, siapakah yang menyarankan untuk membuat roti lapis berbentuk kuda?
Tidak lain adalah Mia sendiri.
Lalu, bukankah itu dapat dianggap bahwa pujian atas roti lapis itu adalah pujian teruntuk diriku sendiri?
Logika semacam itu berkembang dalam benaknya.
Tetesan keringat dan air mata akan usaha keras dari Keithwood telah mengalir keluar dari kepala Mia, entah itu upaya menyesuaikan lapisan isian agar sesuai dengan bentuknya, dan pula upaya cerdik untuk menjaga agar lapisan roti dan lapisan isiannya tidak bergeser dan hancur.....
.....Keithwood pasti menangis jika mengetahuinya.

"Pangeran Abel, dapatkah saya mohon waktunya sebentar?"

Pada saat itu,
Mungkin perbincangan dengan Tiona dan yang lainnya telah selesai, Shion datang menghampiri Abel.



~"(This is a Translation Content of pemudatunawisata.my.id. so, read only on my site)"~



[Akhir Bab]





Terima kasih telah membaca disini

Bila ada salah-salah kata, dsb. bisa beritahu di komentar.



Terima Kasih Telah Singgah!

😁👍



Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar

Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendukung



DAME DESU YOOO~
SORE WA HARAM DESU!!!

Terima Kasih Telah Singgah!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Pertimbangkan pula untuk mendukung
Gabung ke Channel WhatsApp untuk informasi dan pembaruan
Bab Sebelumnya
Daftar Isi
Bab Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar