Tearmoon Empire Story I - Bab 73

Atur ukuran font:
Tearmoon Empire Story (WN)
Hikayat Kedirajaan Tearmoon
Lakon 1 - Tuan Putri Yang Terpancung

Penulis: Mochitsuki Nozomu


73 - Putri Mia Bernuraga


"Silakan. Silakan masuk."


Pastor membawa mereka ke dalam gereja dan ke kamarnya. Ruangan pastor yang masih sederhana dan kosong juga mencerminkan keadaan gereja. Tidak ada yang berubah sejak kunjungan terakhir Mia.


"Maaf, saya tidak bisa menawarkan keramahtamahan yang layak kepada anda. Saya sangat berterima kasih atas dukungan anda selama ini, tetapi kami terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk memperbaiki tempat ini."


Pastur tersenyum malu. Meskipun setelah melihat sekeliling, tampaknya perbaikan telah dilakukan pada dinding dan langit-langit. Meski masih seadanya, kondisi gereja lebih baik dan tidak diganggu jika ada angin kencang.

-Sangat mengagumkan baginya untuk mengesampingkan prioritas ruangannya untuk menjadi yang terakhir.

Tidak semua orang yang bekerja di daerah miskin mempunyai karakter yang menonjol. Ada orang yang berpura-pura membantu sambil memperkaya diri sendiri. Mia terkesan dengan sikap pastur yang tidak berubah meski mendapat bantuan keuangan yang diatur oleh Ludwig. Kekaguman Mia padanya mulai meroket sebelum anjlok pada ucapannya berikutnya...


"Ngomong-ngomong, saya mendengar bahwa Tuan Putri menjadi teman dengan Nona Santa..."


Ucap pastur seolah dia baru ingat.


"Santa… Ah, Nona Rafina. Benar, kami telah menjadi teman."


Itu bukan atas pilihanku sendiri… dia ingin menambahkan kalimat itu tetapi Mia menengurungkannya.

-Itu karena orang itu menakutkan…

Meski Mia mungkin berpikiran seperti itu, Rafina sebenarnya menyukai Mia. Nyatanya, Rafina telah mengirimkan surat kepada Mia sejak liburan musim panas dimulai. Mia tidak punya banyak pilihan selain membalas suratnya.

-Membalas pesan padanya sangatlah menegangkan namun pula menyedihkan. Diriku harus memastikan bahwa diriku ini tidaklah menulis hal-hal buruk atau dia mungkin akan berbalik membenci diriku! Ugh!

Mia menghela nafas frustrasi.


"Oh wah! Kabar burung itu ternyata benar!"


Mendengar perkataan Mia, pastor itu manaikkan nada bicaranya kegirangan dan matanya tampak berbinar. Baginya, yang tergabung dalam Gereja Ortodoks Pusat, Rafina berada di atas awan. Jadi, kegembiraannya mungkin terlihat normal… tapi sepertinya lebih dari itu…

-Apakah hanya diriku saja atau dia berperilaku seperti penggemar idola?

Mia teringat apa yang terjadi saat dia mengunjungi teater besar sebelumnya. Saat itu, aktris populer tersebut dikelilingi oleh banyak penggemar… dan tampaknya… perilaku dari pendeta tersebut…


"Ah, uhm... jika tidak terlalu merepotkan Tuan Putri, maukah Anda meminta tanda tangannya saat Anda bertemu dengannya lagi?”


-Dugaan diriku tepat! Pendeta ini pemuja fanatik!

Mia menerima potret Rafina dari pendeta. Dia berusaha keras menyembunyikan wajah jijiknya. Kemudian pastur memberi tahu petunjuk permintaan tanda tangannya secara rinci seperti "Saya akan sangat senang jika anda dapat mencantumkan nama saya jika memungkinkan…"

Ngomong-ngomong, potret itu sepertinya dibuat dalam jumlah besar saat Rafina lahir di Kerajaan Beluga. Mia mengendus aroma yang sama seperti ayahandanya dalam Adipati Beluga yang gembira, yang mengundang banyak pelukis untuk membuat potret putrinya!

-Nona Rafina juga mengalami kesulitan yang sama…

Mia bersimpati pada Rafina… yah, meski hanya sedikit.

Mia kemudian mengalihkan kembali perhatiannya ke pendeta yang sudah tidak lagi dia hormati, dan kembali ke topik utama.


"Omong-omong, Bapa, diriku dengar sebelumnya bahwa jepit rambut ini adalah kenang-kenangan…”

"Oh, ya, itu benar."


Mia menhentikannya tepat waktu, jika tidak pastor akan mulai menyanyikan pujian untuk Rafina. Kali ini pastor itu mengangguk dan kembali menjadi kepala panti asuhan yang rendah hati.


"Sepertinya ibu anak tersebut berasal dari suku kecil yang tinggal di kawasan hutan di pinggiran Kedirajaan. Namun dia menjalin hubungan dengan pria dari suku lain dan melahirkan anak itu. Hal ini menyebabkan pertengkaran dengan orang tuanya. Dia melarikan diri dan datang kemari ke ibukota bersama bayinya. Sayangnya, dia jatuh sakit, dan meninggal ketika dia masih muda."


Saat Mia mendengar kata-kata, "suku minoritas di pinggiran Kedirajaan", rasa dingin yang tidak menyenangkan menjalar di punggungnya. Kalimat di buku harian itu memasuki pikirannya. Naluri Mia memberitahunya bahwa dia sedang melangkah ke zona bahaya menuju kuburannya sendiri.


"…Berkenaan dengan itu, apakah suku itu kebetulan adalah suku Lulu?"

"Oh, seperti yang diharapkan dari Paduka Tuan Putri. Anda sudah menyadarinya…"


Pastor itu terlihat sedikit terkejut, tapi langsung mengangguk seolah dia mengerti segalanya.


"Tidak mengherankan jika anda sudah mengetahuinya, bagaimanapun juga anda berteman dengan Nona Santa Rafina…"


Di mata pastor, derajat Mia ditinggikan. Tapi meski dia mengaguminya, sepertinya dia tidak akan bergabung dengan pemuja Mia dalam waktu dekat. Bagaimanapun, dia adalah seorang pemuja fanatik garis keras Rafina. Selain itu...


"Baiklah! Jika ini adalah benda yang sangat penting, diriku tidak sanggup untuk menerimanya!"


Mia melebih-lebihkan nada suaranya untuk menunjukkan bahwa dia tidak mengetahui hal ini sebelumnya. Dia melihat jepit rambut yang indah itu. Tampaknya itu menyihirnya ke akhir dirinya yang buruk. Yang terbaik adalah mengembalikannya sesegera mungkin…


"Mohon tidak. Silakan ambil, Tuan Putri. Karena anak itu sangat menginginkan agar anda memilikinya."


Pastur tersenyum lembut.


"Sejak dia dibawa oleh Tuan Putri, dia selalu ingin mengucapkan terima kasihnya. Jepit rambut itu adalah hadiah sepenuh hati darinya."


-Tentu saja itu adalah hadiah yang tulus. Bagaimanapun juga itu adalah kenang-kenangan dari mendiang ibunya!


"Jadi mohon, dengan sangat. Dari sudut pandang Anda, Tuan Putri, ini mungkin tampak seperti barang jelek, tapi mohon jangan dibuang…"

"Oh tentu saja. Diriku tidak akan membuangnya! Diriku akan memastikan untuk menjaganya dengan sebaik mungkin."


Mia, yang terhalang dari jalur pelariannya, mengambil pilihan terbaik berikutnya.


"Dan berhubung anda sedang berada di sini, dan jika anda tidak keberatan sama sekali… Bisakah anda memakainya…"

"Diriku akan mengenakannya setiap hari!"


Karena Mia tidak bisa mengembalikannya, sebaiknya dia langsung saja maju! Mia akan menghargai jepit rambut ini jika itu berarti membangun hubungan baik dengan anak laki-laki itu. Dan dia akan memastikan bahwa akan terlihat jelas bahwa dia menghargai pemberiannya. Dia akan memakainya setiap hari, dan bahkan memakainya saat tidur jika itu berarti membangun kesukaan dengan anak laki-laki itu. Mia mungkin tidak yakin bagaimana anak laki-laki itu terhubung dengan peristiwa "masa lalu" di masa yang akan datang, tapi Mia yakin bahwa anak laki-laki itu memainkan peran penting. Jadi, sebaiknya dia memanfaatkan situasi ini.


"Dapatkah engkau menyampaikan pada anak itu bahwa diriku sangat gembira atas hadiah yang ia berikan? Dan diriku akan sangat menghargai pemberian ini?"

"Saya pasti akan menyampaikannya, Tuan Putri. Dia pasti akan senang mendengar kamu menyukainya."


Sang pastur tersenyum, tampak lega.

Pada saat itu, Mia tidak menyadari bagaimana perilakunya akan menimbulkan dampak yang tidak terduga di masa depan.


DAME DESU YOOO~
SORE WA HARAM DESU!!!

Terima Kasih Telah Singgah!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Pertimbangkan pula untuk mendukung
Gabung ke Channel WhatsApp untuk informasi dan pembaruan
Bab Sebelumnya
Daftar Isi
Bab Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar