Lort Kuzuma - 6

Sesuaikan besar teks:
Childhood Friends Became Popular Idols ~The Sweet Girls Are Supporting Me~
Teman Masa Kecil Menjadi Idola Populer ~Para Gadis Manis Menafkahiku~

Penulis: Kuroneko Doragon
Sumber: Syosetu

 6 - Teman masa kecil berambut perak

         

"Hoaaaaaaammmmmpphh..."

Dini hari berikutnya. Saat aku menaiki tangga menuju ruang kelas, aku menahan kuap.

"Sial, aku kebanyakan bermain game, sekarang aku terlalu ngantuk."

Aku mengucek mataku, tapi rasa kantukku sepertinya tidak kunjung hilang.

Aku telah bermain sampai sekitar jam 3 pagi, jadi itu wajar saja.

Kemarin setelah ditanyai berbagai hal oleh teman-teman sekelasku, aku jadi terlambat pulang, lalu ada live streaming Vtuber favoritku yang aku temukan sebelumnya, jadi aku prioritaskan itu dan akhirnya terlambat bermain gamenya.

"Vtuber itu selalu memujiku dengan sangat baik, mau tak mau aku memperhatikannya."

Dia baru saja memulai karir Vtuber dengan sedikit pemirsa, yang disebut Vtuber papan bawah, tetapi ketika aku datang selama streamingnya, dia langsung bersemangat dan ketika aku memberinya donasi, dia meninggikan suaranya dan berseru, "Woohoo!!! Dewa!!! Terima kasih atas rahmat ilahi kepada bajingan sepertiku ini!!! Terima kasih banyak, Dewa!!!" Aku sangat menghargai sikapnya yang menjilat sekuat tenaga dengan suara kotor.

Tidak mudah bagi seseorang untuk membuang harga dirinya seperti itu.

Meskipun suaranya kotor, ketika dia menjilatku seperti itu, rasanya seperti memiliki hewan peliharaan dan itu menghangatkan hati.

Dan setiap kali aku dipuji seperti itu, aku bisa menegaskan sekali lagi bahwa aku adalah seorang pemenang super dalam hidup, dan aku merasa sangat bangga dengan diriku sendiri, begitu murah hati dan penuh kasih sehingga aku bisa memberkati orang lain dengan uang, meskipun mereka adalah pecundang yang tidak bisa menjadi pemenang.

Ya, itu sedikit cara menghilangkan stres.

Memberikan SC ke para Vtuber papan bawah yang berkeliaran adalah salah satu dari sekian banyak hobiku, di mana aku bisa dengan mudah merasa superior dan mereka bisa mendapatkan uang, sehingga menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.

"Ah, kalau dipikir-pikir, aku berjanji akan melakukan misi hari ini. Aku tidak akan bisa tidur lebih awal lagi malam ini. Sayang sekali."

Aku juga punya game online sebagai salah satu hobiku, tapi orang yang selalu bermain denganku akhir-akhir ini sibuk dan tidak bisa login, tapi sekarang dia akhirnya punya waktu luang, dia mengajakku bermain bersama.

Karena aku sudah lama bergantung padanya, aku tidak bisa mengingkari janjiku begitu saja. Sepertinya dia mengalami banyak hal, jadi aku menyiapkan beberapa item yang akan berguna untuk misi dan berencana untuk memberikannya sebagai hadiah. Aku yakin dia akan senang.

"Namun, sangat mengantuk... Kuharap aku tidak tertidur di tengah jalan."

Walaupun kupikir lebih baik bolos sekolah sama sekali, aku tidak bisa kembali lagi sekarang karena aku sudah sejauh ini. Aku berjalan terhuyung-huyung menuju ruang kelas.

"Bukankah orang itu? Yang mengambil uang dari Takanashi-san......" "Apakah Takanashi-san dimanfaatkan? Sungguh mengerikan......" "Meskipun mereka adalah teman masa kecil. Namun dia memanfaatkan kebaikan Takanashi-san......" "Betapa brengseknya dia......" "Meskipun dia mempunyai wajah yang tampan......" "Meskipun dia bisa menjadi seorang idola dan menghasilkan banyak uang dengan wajah itu...." "Takanashi-san pasti ditipu... Kasihan sekali dia..."

Ketika aku lewat, aku merasa seperti mendengar para siswa mengatakan sesuatu, tetapi hal itu tidak masuk dalam pikiranku sama sekali.

Mungkin karena aku terlalu memikirkannya, kepalaku terasa semakin berat.

Sambil berpikir bahwa aku ingin segera duduk di mejaku, aku akhirnya sampai di ruang kelas dan mengangkat lenganku yang lelah. Aku membuka pintu kelas dengan derit.

"Selamat pa......"

"Kamu terlambat, Kazuma."

Namun, sebelum aku menyelesaikan salam, seseorang menyela.

Saat aku menoleh untuk melihat siapa orang itu, aku melihat seorang gadis berambut perak, menatapku dengan ekspresi jengkel sambil menyilangkan tangannya.

"Hmm?"

"Jangan "Hmm?" padaku. Kenapa kamu memberiku respon bodoh, Kazuma Bodoh."

Umpatan langsung yang dilontarkan kepadaku, tiba-tiba aku merasa itu terdengar tak asing.

Kesadaranku berangsur-angsur terbangun, dan aku menatap lurus ke arah orang itu.

Rambut panjang pirang keperakannya, yang jarang terlihat di Jepang, sedikit terayun.

Dia mengikat rambutnya menjadi kuncir dua dengan pita biru, yang tidak pernah berubah.

"Arisa, ya?"

Tidak salah lagi, gadis cantik berambut perak di depanku adalah teman masa kecilku yang lain, Tsukishiro Arisa.

Wajahnya juga proporsional sempurna seperti boneka Barat, dan sosoknya luar biasa.

Potensi dan spesifikasi tersembunyinya tidak akan kalah bahkan dari Setsuna.

Tentu saja, eksistensi seperti itu bukanlah orang biasa, tapi seseorang dengan kemampuan luar biasa yang setara dengan Setsuna sebagai salah satu dari dua anggota teratas Dimens.

"Omong-omong, selamat pagi. Lama kita tidak bertemu. Apa terakhir kali sejak hari Jumat?"

“Ya, ya, selamat pagi. Kamu terlihat ceroboh seperti biasanya, bukan?”

Aku mencoba menyapanya untuk saat ini, tetapi seperti biasa, aku dibalas dengan kata-kata kasar.

Aku tidak terlalu memikirkannya lagi karena sekarang sudah terlambat, tapi kenapa dia ada di sini? Pikiranku berhenti sejenak, dan bahkan kakiku pun terhenti. Namun, teman masa kecilku, yang berkemauan lebih kuat dari Setsuna, mendekatiku dengan suara klak dan berhenti di depanku.

"Ah, ya ampun. Itu rambutmu masih berantakan seperti bangun tidur. Aku yakin kamu begadang lagi. Aku selalu bilang padamu, jangan bermalas-malasan hanya karena Paman dan Bibi tidak ada di rumah. Astaga, kalau aku tidak ada, Kazuma langsung menjadi seperti ini......"

Sambil mengatakan hal seperti seorang ibu, Arisa mengulurkan tangannya dan mengusap kepalaku.

Gadis ini memiliki sisi yang sangat teliti. Dia mungkin ingin memperbaiki rambut berantakanku, tapi tidak seperti Setsuna, Arisa kurang memiliki kesadaran sebagai seorang idola.

Tidak apa-apa kalau dia melakukannya untukku, tapi ini ada di kelas. Tentu saja, ada juga mata para siswa itu, atau lebih tepatnya, mereka dengan jelas menatap ke arah kami.

Kemarin, semua orang tercengang karena kemunculan Ijuuin, tapi nampaknya mereka sudah tenang setelah satu malam berlalu.

Sekarang, mereka melihat ke arah kami... atau lebih tepatnya, ke arahku dengan mata cemburu.

"Aku akan membunuhnya..." "Kenapa bajingan seperti itu dekat dengan Tsukishiro-san..." "Apakah karena penampilannya? Apakah itu benar-benar penampilannya...?" "Kuharap aku juga tampan... sial...!" "Meskipun Arisa-chan adalah favoritku di antara anggota Dimens..." "Ini rasanya seperti diselingkuhi...hatiku sakit...tapi kenapa rasanya enak...!"

Ya, itu menakutkan. Aku merasa terancam.

Bahkan ada seorang pria yang mengatakan hal aneh, tapi aku mengabaikannya saja. Biarkan saja anjing yang sedang tidur, karena akan menakutkan jika aku menyentuhnya.

"Dengar, bahkan dasimu pun kusut. Aku tidak tahu kapan kamu tidak akan merepotkan orang lain. Yukina hanya memanjakanmu dan tidak pernah memarahimu, jadi aku harus tegas padamu..... ."

"Arisa. Apa kamu tidak bekerja hari ini?"

Menatap Arisa yang bahkan mulai memperbaiki dasiku, aku bertanya.

Aku telah mendengar bahwa dia akan mengambil cuti kerja kemarin, tetapi sekarang setelah aku memikirkannya, aku belum mendengar tentang rencananya hari ini.

Sementara popularitas Dimens sebagai sebuah unit sendiri mulai meningkat, setiap anggota juga memiliki tingkat perhatian yang tinggi, sehingga wajar jika masing-masing anggota memiliki pekerjaan lain.

Alasan mengapa Setsuna tidak ada di sini padahal Arisa ada di sini mungkin karena dia tidak bisa datang hari ini karena pergantian pekerjaan.

Sambil memikirkan hal seperti itu, Arisa menatapku dengan mata menengadah, tapi dengan cepat kehilangan minat dan mengembalikan pandangannya ke dasiku dan mulai berbicara.

"Aku libur hari ini. Ngomong-ngomong, Setsuna ada pekerjaan, jadi dia tidak datang hari ini. Sayang sekali kita sebagai teman masa kecil tidak bisa berkumpul bersama."

"Hmm, begitu."

Sepertinya prediksiku benar. Namun, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, jadi aku biarkan saja.

Yah, aku memang punya urusan dengannya. Kemarin aku menghabiskan terlalu banyak uang untuk pembelian dalam aplikasi dan membagikan superchat, jadi aku berpikir untuk meminta uang tambahan padanya... Kalau kejadiannya begitu, mau bagaimana lagi.

Karena dia menghasilkan uang untukku, aku tidak bisa mengeluh tentang hal itu.

Aku puas dengan itu, tapi Arisa nampaknya tidak puas dengan respon santaiku, dan dia terlihat mengerutkan kening.

"......Ada apa? Apa kamu bilang bahwa kamu tidak senang dengan keberadaanku di sini?"

"Tidak, bukan seperti itu,"

Karena panik, aku segera menyangkal.

Arisa bisa sangat menyebalkan ketika dia sedang marah.

Orang bijak pernah berkata, jangan bangunkan singa yang sedang tidur, dan demi kebaikanku, aku tidak boleh membuatnya marah.

"Yah, kalau kamu bilang begitu... Baiklah kalau begitu. Ya, ini sudah baik. Pastikan untuk menjaga penampilanmu, oke?"

"Tentu saja. Terima kasih. Yah, dalam kasusku, aku sudah tampan, jadi menjadi lebih tampan hanyalah bonus."

Menanggapi leluconku, Arisa tersenyum lembut. Dia memiliki ekspresi menawan dan lembut.

Sepertinya suasana hatinya sudah sedikit membaik.

"Ya, ya. Aku akui Kazuma memiliki wajah yang bagus, tapi dalam kasusmu, yang terpenting adalah..." "Hei, hei, Arisa! Waktu habis! Berhenti di situ!"

Tepat ketika kupikir segalanya telah beres dengan baik, sebuah suara menginterupsi kami.

"Ada apa, Tamaki? Apa kamu butuh sesuatu?"

"Yah, aku tidak butuh apa-apa, tapi kalian sudah keluar dari jalur untuk sementara waktu sekarang! Bukankah kita sudah membicarakan kejadian kemarin? Bukankah Arisa seharusnya memperingatkan Kuzuhara-kun?"

"Oh, sekarang kamu menyebutkannya..."

"Ayolah. Setsuna tidak mendengarkanku, jadi hanya Arisa yang bisa diandalkan..."

Orang yang mengatakan itu dan menghela nafas adalah teman Arisa, Nekomiya Tamaki.

Tamaki memiliki mata sipit seperti kucing dan rambut bob sedang yang mencapai bahunya. Kami sudah menjadi teman sekelas sejak SMP, dan aku ingat keluarganya tidak terlalu kaya.

Meskipun dia adalah teman teman masa kecilku dan seseorang yang kukenal, mau tak mau aku merasakan tatapannya, yang tertuju padaku dengan tatapan dingin, anehnya terasa membuat bulu kuduk berdiri.

Apakah aku melakukan sesuatu yang salah? Itu misterius.

"Maaf. Mau tak mau aku bereaksi terhadap penampilan Kazuma yang ceroboh, itu hanya kebiasaanku."

"Aku tahu kalau dia memang selalu seperti itu, tapi kali ini prioritaskan untuk memarahinya. Aku tidak bisa tinggal diam setelah melihatnya mengambil uang dari teman..." "Itu benar!!!"

Segera setelah suara keras itu bergema, pintu kelas terbuka dengan keras!!!

Merasakan perasaan déjà vu yang kuat, semua mata di kelas beralih ke pintu sekali lagi.

"Mentalitas keji memeras uang dari dewi dan idola favoritku, Setsuna-sama. Itu benar-benar pantas mendapatkan seribu kematian. Benar-benar tidak bisa dimaafkan! Bahkan jika surga memaafkan, aku, Ijuiin Reika, tidak akan pernah memaafkan!!!"

Mengikuti kedatangannya yang mencolok kemarin, murid pindahan, Ijuuin, berdiri di sana.

***
DAME DESU YOOO~
SORE WA HARAM DESU!!!

Terima Kasih Telah Singgah!

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak berupa komentar
Pertimbangkan pula untuk mendukung
Bab Sebelumnya
Daftar Isi
Bab Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar